Monday, August 03, 2020

Sebuah Renjana



Dalam suatu kala, dua makhluk berbincang riang pada sejumlah pagi tentang berbagi bersama atas kepemilikan sebuah mimpi pada sebidang ruang tempat bernaung dengan jendela beringas yang tak merasa perlu menghalau sengatan hangatnya cahaya matahari pagi hingga sendunya pijaran bintang dan syahdunya sinar bulan menyapa.

Tanpa perlu risau hidup bertetangga yang seringkali lupa akan garis batas penanda etika.

Tentang beranda luas dimana segala makhluk bisa bertumbuh bersama.
Kecambah-kecambah yang menyeruak gembira, pohon-pohon berdaun rimbun yang menjadi peneduh akan segarnya udara;
Setiap kicauan burung, racauan serangga, gonggongan anjing dan goyangan ekornya yang bersuka-cita, hingga kucing-kucing yang saling mengeong berlarian merdeka.
Atau juga, menjadi tempat berlindung pula bagi setiap makhluk-makhluk baik hati yang tak kasat mata. Biarkan saja.

Alam dan setiap makhluk yang terlibat didalamnya berkesadaran penuh untuk saling merawat dan menjaga.

Maka setiap mimpi adalah do'a.
Memantik setiap jalan akan upaya.
Berkekuatan penuh terhadap kelapangan rasa didalam dada.
Tanpa jelaga.

Adalah renjana.


Pada sebuah pagi, 3 Agustus 2020.