Thursday, August 19, 2010

Saya, Saya, dan Saya!



Ketika diri tengah mempertanyakan keberadaan diri yang masih tak berkesudahan, kemudian juga harus menghadapi keadaan bahwa diri ini pula dipertanyakan.

Hey, Bagaimana 'Buku Manual Menjalani Hidup' memberikan petunjuk pelaksanaan menghadapi situasi semacam ini?

Jawaban macam apa yang harus saya berikan atas pertanyaan yang juga tengah saya tanyakan?


Mulutpun kemudian hanya seolah terkunci.


Tangan kanan meraba-raba keberadaan akal pikiran apakah masih pada tempatnya?

Kemudian menjadi apakah akal pikiran itu pernah ada?

Atau bahkan bahwa itu semua hanyalah bualan belaka?


Dengan sisa tenaga yang ada, tangan kiri hanya sanggup meraba-raba keadaan hati yang diyakini keberadaannya, tetapi tak juga tahu seberapa besar kegunaannya.


"Apakah saya ini manusia?"


Dan matapun tiba-tiba terbelalak, jantung berdetak saling berpacu, atas sebuah pertanyaan baru yang tiba-tiba ada, "Apakah itu sebenarnya manusia?"


Wednesday, August 18, 2010

Rumah.



Apa yang anda lakukan ketika mempertanyakan diri sendiri?

Ketika waktu terus berjalan mengantar perjalanan-perjalanan hidup lainnya, dimana hanya akan menjadi skedar masa lalu nantinya.

Rutinitas hidup kemudian memberikan gambaran tentang suatu masa dimana anda hanya terus berjalan dan berjalan.
Ada pula saat-saat ketika langkah tengah dipersulit sehingga sedemikian rupa hanya berusaha bertahan walau dengan berseok-seok.

Atau ada saat dimana anda tersadar untuk duduk sejenak, terkadang dengan pohon peneduh, kemudian mengingat setiap langkah yang pernah ada menjadi satu-satunya harta peneman hidup.


Lalu apa sebenarnya upaya itu?

Lalu seperti apa sebuah hasil sesungguhnya berwujud?

Dan seindah apakah ruang itu?
Seindah apakah ruang yang khalayak sebut sebagai rumah itu sebenar-benarnya?


Monday, August 02, 2010

Sudut Kosong



Ketika suara-suara itu terdengar kembali..

Suara-suara yang begitu merdu, tetapi tak ada yang tahu berasal dari wajah yang tengah sayu mengiringi derap langkah yang begitu bisu.


Tak ada lagi keluh, walau raga dibanjiri peluh

Tak ada air mata, bahkan ketika hati tengah meronta.


Ketika bibir tak mampu berkata, karena begitu sulit mengungkapkan yang tengah dirasa.

Amarah tengah bergejolak atas tangan yang begitu ingin memberi, tetapi kaki terbentur rasa malu mendapati realita atas hidup yang diberi!


Jiwa tengah bergemuruh ingin menggapai, tetapi hati tengah tergerus, bahkan oleh rasa rindu.


Walau tak lagi mendapati gelap, namun dunia dengan sedikit sinar ini masih memberi ruang sepi.


Kekosongan diri yang tengah mendamba atas suatu harga agar menjadi manusia yang mampu untuk tahu diri, berbagi, mendapati arti, bahkan membalas budi..